27/06/10

Perbedaan itu Indah

“Engkaulah kekasih hati yang amat kunanti, Kerinduan menelusup ke dalam kalbu jiwaku. 
Mengingat hari yang telah lama kita lewati, Bermilyar kenangan membungkus sanubari. 
Kini hanya kepingan kisah-kasih itu yang tetap ada, Mengingatkanku tentang yang cinta yang maha suci. 
Sebuah kenangan yang sangat pilu jika selalu dipikirkan. Tapi melupakannya, 
Merupakan opsi yang sulit kulakukan. 
Merasa hidup pada saat bersamanya, dan mati saat ditinggalkannya. 
Mengapa hal ini bisa terjadi, dan mengapa pula hal ini bisa tergulir… 
Seandainya aku tak dipertemukan dengan diya, 
Seandainya tidak ada kisah diantara kita…. 
Seandainya itu tidak terjadi,,, 
Seandainya aku tak merasa sakit. 
AKu tidak akan pernah bisa belajar” 

Sakit adalah sebuah hal yang biasa kita lewati dan dapatkan. Bermacam masalah cinta dengan kekasih hati bisa menjadi penyulut pertengkaran dan akhirnya berujung perpisahan yang sering menyebabkan air mata kita menetes tanpa dikomandoi. Semua orang di semesta ini mengerti bahwa ada hidup dan ada pula mati, ada hitam dan ada pula putih, ada pertemuan dan ada pula perpisahan. 
Tapi mengapa, sesaat ketika kita ditinggalkan. Sulit untuk membendung air mata ini. 

Berbicara tentang cinta, khusus kita juruskan dalam hubungan asmara. Asmara yang berawal indah dan berujung kelam. Keegoisan kitalah pemicunya. Merasa benar dan selalu benar, kalaupun kita kelihatan salah, kita bisa mengalah dan kita tidak ikhlas dengan pengalahan itu. Masalah sepele saja bisa menjadi tombak pelontar yang mengantarkan kita kearah kesendirian, apalagi masalah besar yang dilalui dengan emosi masing-masing yang berdasar egoisitas dan individualitas. 

Penyelesaian masalah menjadi hal yang selalu dikaji dan diteliti untuk menemukan kombinasi tepat meredam tanpa memutus. Menyelesaikan tanpa keraguan dan menuntaskan tanpa permasalahan. Manusia tempatnya lupa dan salah, tapi perlu diingat, kitalah makhluk yang sempurna karena dibekali dengan akal pikiran serta hati untuk memikir dengan perasaan dan merasakan dengan logika. 

Perbedaan pola pikir, perbedaan sudut pandang, perbedaan pedoman dan pandangan kehidupan adalah salah satu penunjuk bahwa kita itu manusia. Hal yang lumrah untuk berbeda dan hal yang luar biasa jika perbedaan itu kita satukan dan akhirnya terbentuk kombinasi kuat untuk menjalankan gerigi kehidupan. 
Mengucap itu mudah dan melakukannya itu yang sulit. Bagaimana mewujudkan hal yang dari dulu menjadi momok pemecah hubungan itu menjadi gabungan kuat untuk meneruskan kehidupan. Teringat kata motivasi, “Kita bisa, jika kita yakin bisa dan ada kemauan kuat untuk melakukan itu”. Bukankah tujuan manusia diciptakan itu untuk menyelesaikan masalah, masalah seperti ini akan menjadi sulit ketika kita merasa sulit dan tidak mau melakukan itu. Tapi akan menjadi mudah ketika kita berpikir mudah. 
Keikhlasan adalah kunci as untuk mengetahui dan merasa bahwa hidup dan peristiwa di dunia ini adalah hal yang sudah ditetapkan dan harus diusahakan kebaikannya. 
Belajarlah mencintai dan berkorban dengan ikhlas… 
Belajar menghargai perbedaan, dan Belajar tersenyum dengan masing-masing pembeda itu. 
Menganalisis perbedaan untuk menemukan rumus tepat… 
Perbedaan itu indah… 
Dan persamaan itu membosankan… 
Saling melengkapi itu indah,,, dan saling menindih itu tidak enak…..

0 komentar:

Posting Komentar